ruminesia – Qurban merupakan salah satu ibadah yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan umat Islam, terutama pada Hari Raya Idul Adha. Selain sebagai wujud ketaatan kepada Allah, qurban juga membawa nilai sosial dan spiritual yang besar.
Dalam artikel ini, kamu akan mengetahui lebih dalam mengenai pengertian qurban menurut bahasa, tujuan dilaksanakannya ibadah qurban, serta berbagai pertanyaan umum yang sering diajukan terkait topik ini. Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Pengertian Qurban Menurut Bahasa
Kata “qurban” berasal dari bahasa Arab (قربان) yang berarti “dekat” atau “mendekatkan diri”. Pengertian ini mencerminkan usaha seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pengorbanan.
Secara linguistik, kata qurban berakar dari kata “qurb” (قُرْب) yang berarti “kedekatan” atau “mendekat”, mengandung makna bahwa qurban merupakan suatu perbuatan atau usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui tindakan pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas.
Qurban dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), qurban diartikan sebagai persembahan kepada Allah berupa hewan sembelihan, seperti kambing, sapi, atau unta, yang dilakukan pada hari raya tertentu, yaitu Idul Adha.
Dalam konteks ini, qurban tidak hanya dilihat sebagai ritual ibadah, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah.
Makna Linguistik dan Etimologi Qurban
Secara etimologis, kata “qurban” berasal dari akar kata Arab “q-r-b” (ق ر ب), yang berarti “kedekatan” atau “pendekatan”. Istilah ini menunjukkan bahwa qurban adalah sebuah tindakan mendekatkan diri kepada Allah.
Beberapa ahli bahasa mengaitkan kata ini dengan bahasa Ibrani kuno, yang juga memiliki arti serupa, yaitu “persembahan” atau “korban”. Dengan demikian, dalam bahasa Arab dan konteks ibadah Islam, qurban memiliki makna yang sangat erat dengan kedekatan spiritual kepada Tuhan.
Makna Qurban dalam Konteks Ibadah
Dalam konteks ibadah Islam, qurban bukan hanya sekadar penyembelihan hewan, tetapi lebih dari itu. Qurban adalah cara seorang Muslim untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT melalui pengorbanan, baik dari segi materi (hewan qurban) maupun niat yang ikhlas.
Hal ini adalah bentuk pengakuan atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya, mengingatkan umat tentang kisah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya demi menjalankan perintah Allah.
Pengertian Qurban Menurut Bahasa dari Berbagai Referensi
Berikut beberapa sumber yang memperkuat pengertian qurban menurut bahasa:
- Dalam Fiqih Islam Terjemah Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib, dijelaskan bahwa qurban berarti mendekat. Dalam syariat, ini merujuk pada penyembelihan hewan untuk beribadah kepada Allah dengan aturan dan waktu yang sudah ditentukan.
- Dalam Panduan Muslim Kaffah, qurban bermakna pendekatan diri kepada Allah, bisa melalui hewan sembelihan maupun bentuk ibadah lainnya.
- Di buku Fikih untuk Kelas IX Madrasah Tsanawiyah, qurban atau udhiyyah adalah hewan seperti kambing, sapi, atau unta yang disembelih di hari raya sebagai ibadah. Penyembelihan ini adalah sunnah muakkad bagi yang mampu, didasarkan pada hadits Nabi dan QS. Al-Kautsar ayat 2.
- Tim Tafaqquh dalam bukunya 33 Tanya Jawab Seputar Kurban menyebut qurban dalam bahasa Arab sebagai al-udh-hiyyah, yang berarti hewan yang disembelih pada Idul Adha.
- Dalam buku Fathul Qarib, qurban berasal dari kata قرب yang artinya “dekat”, sedangkan secara syariat adalah ibadah penyembelihan sebagai bentuk taqarrub.
- KH. M. Syafi’i Hadzami dalam Fatwa Muallim Taudhihul Adillah juga menegaskan bahwa qurban secara bahasa adalah sesuatu yang dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Qurban yang dikenal dalam syariat disebut al-udhiyyah, yaitu penyembelihan unta, sapi, atau kambing pada tanggal 10–13 Dzulhijjah.
Pertanyaan yang Sering Diajukan Terkait Qurban
Jika kamu berencana untuk melaksanakan ibadah qurban, penting untuk memahami berbagai aspek dasar agar ibadahmu sah dan tepat sasaran. Berikut adalah daftar 11 pertanyaan umum yang sering diajukan seputar qurban, lengkap dengan ringkasan jawabannya.
1. Apa syarat utama untuk berkurban?
Kamu harus beragama Islam, sudah baligh, berakal sehat, dan memiliki kemampuan finansial tanpa mengganggu kebutuhan pokok diri maupun keluarga.
2. Kapan waktu pelaksanaan qurban?
Penyembelihan dilakukan mulai setelah shalat Idul Adha pada 10 Dzulhijjah hingga matahari terbenam tanggal 13 Dzulhijjah. Menyembelih sebelum waktu tersebut tidak dianggap sah sebagai qurban.
3. Hewan apa saja yang sah untuk qurban?
Hewan qurban yang diperbolehkan adalah unta, sapi (termasuk kerbau), kambing, dan domba. Hewan tersebut harus sehat, cukup umur, dan tidak mengalami cacat berat seperti pincang, buta sebelah, atau sangat kurus.
4. Bolehkah qurban dilakukan secara online?
Boleh. Kamu bisa menyalurkan qurban melalui lembaga terpercaya secara online dengan sistem wakalah, yakni mewakilkan proses pembelian, penyembelihan, dan distribusi kepada pihak lembaga.
5. Haruskah menyaksikan penyembelihan hewan qurban?
Disunnahkan untuk menyaksikan atau menyembelih sendiri. Namun jika diwakilkan kepada lembaga atau panitia, qurban tetap sah meskipun kamu tidak hadir saat proses penyembelihan.
6. Bolehkah menggabungkan qurban dan aqiqah?
Ada perbedaan pendapat. Sebagian ulama membolehkan jika niatnya jelas dan dilakukan pada waktu yang bersamaan, meski idealnya dilakukan terpisah.
7. Apakah daging qurban boleh diberikan dalam bentuk sudah dimasak?
Boleh saja, selama diberikan kepada penerima yang berhak seperti fakir miskin. Baik dalam bentuk mentah maupun sudah dimasak, keduanya sah.
8. Bagaimana cara membagi daging qurban?
Umumnya, daging dibagi menjadi tiga bagian: untuk kamu dan keluarga, untuk kerabat atau tetangga, dan untuk fakir miskin. Namun, tidak ada pembagian yang wajib—yang penting adil dan tepat sasaran.
9. Apakah qurban wajib atau sunnah?
Mayoritas ulama menyatakan bahwa qurban adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan). Namun dalam mazhab Hanafi, qurban wajib bagi orang yang mampu.
10. Bolehkah berqurban dengan hewan betina?
Boleh. Tidak ada larangan menggunakan hewan betina, meskipun hewan jantan lebih dianjurkan karena biasanya lebih gemuk dan sehat.
11. Bisakah qurban diganti dengan uang?
Tidak bisa. Qurban harus berupa penyembelihan hewan ternak. Menggantinya dengan uang secara langsung tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan ibadah qurban.
Kesimpulan
Qurban memiliki makna yang sangat dalam dalam Islam, baik dari segi spiritual maupun sosial. Melalui pengorbanan ini, seorang Muslim diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah, meneladani Nabi Ibrahim, serta mempererat tali persaudaraan dengan sesama. Selain itu, qurban juga mengajarkan nilai-nilai keikhlasan, kepedulian, dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.
Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang qurban atau pengalaman pribadi terkait ibadah ini, jangan ragu untuk meninggalkan komentar di bawah. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman agar semakin banyak yang mendapatkan pemahaman tentang apa itu qurban dan maknanya dalam kehidupan kita.
Referensi
- https://amalqurban.com/pengertian-qurban-secara-lengkap-dengan-penjelasannya/
- https://zakat.or.id/apa-itu-kurban-dalam-islam/
- https://nu.or.id/syariah/hukum-makna-jenis-hewan-dan-ketentuan-ibadah-kurban-SSAkT
- Fiqih Islam Terjemah Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib oleh M. Jaharul Eka Mawahib dan Siti Sulaikho, M.Pd.
- Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari dari Kandungan hingga Kematian oleh Dr. Muh. Hambali, M.Ag.
- Fikih untuk Kelas IX Madrasah Tsanawiyah oleh Hasbiyallah
- 33 Tanya Jawab Seputar Kurban oleh Tim Tafaqquh
- Memahami Ilmu Fikih Perspektif Kitab Fathul Qarib oleh Machnunah Ani Zulfah, M.Pd.I, Muhammad Khoirur Roziqin, S.Pd.I, M.Pd.I, dan Muhammad Alwi Fajar
- Fatwa Muallim Taudhihul Adillah – Edisi 6 oleh KH. M. Syafi’i Hadzami