ruminesia – Pengertian qurban menurut istilah bukan sekadar penyembelihan hewan saat Idul Adha, tapi juga mencerminkan makna ibadah yang mendalam sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT.
Dalam kajian fikih, qurban dikenal dengan istilah udhiyah, yaitu ibadah yang memiliki dasar hukum kuat dari Al-Qur’an dan hadits.
Kamu mungkin sering mendengar kata qurban dalam kehidupan sehari-hari, tapi tahukah kamu bagaimana makna istilah ini dijelaskan dalam pandangan ulama dan literatur Islam?
Di artikel ini, kamu akan menemukan penjelasan lengkap seputar istilah qurban, sumber hukumnya, serta nilai ibadah yang terkandung di dalamnya.
Pengertian Qurban Menurut Istilah
Pengertian qurban menurut istilah merujuk pada makna khusus dalam konteks ibadah yang dijalankan oleh umat Islam, terutama saat Idul Adha. Kata “qurban” tidak sekadar merujuk pada penyembelihan hewan semata, tapi juga memiliki dimensi ibadah yang dalam.
Berikut ini penjelasan lebih rinci terkait topik pengertian Qurban menurut istilah dari beberapa sumber buku, antaralain:
1. Pengertian Qurban dalam Kitab Fikih dan Perspektif Empat Mazhab
Menurut buku Fiqih Qurban dan Aqiqah menurut 4 Madzhab karya Isnan, Lc, M.Ag., istilah paling tepat yang digunakan dalam kitab-kitab fiqih untuk menyebut ibadah qurban adalah “udh-hiyah”.
Kata ini secara khusus merujuk pada penyembelihan hewan ternak tertentu pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.
Namun, istilah “qurban” juga digunakan secara luas oleh masyarakat dan bahkan disinonimkan dengan udh-hiyah. Secara bahasa, qurban mencakup segala bentuk ibadah yang bertujuan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, baik itu melalui salat, puasa, zakat, sedekah, maupun penyembelihan hewan.
Makna qurban dalam konteks khusus penyembelihan hewan ini mendapat landasan dalam Al-Qur’an, tepatnya di QS. Al-Maidah ayat 27, yaitu kisah dua anak Nabi Adam yang mempersembahkan qurban kepada Allah.
Dalam ayat tersebut, istilah “qurban” digunakan secara eksplisit, menegaskan bahwa penyembelihan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah telah dikenal sejak zaman para nabi terdahulu.
Meskipun secara bahasa cakupan qurban lebih luas, dalam praktik dan pemahaman sehari-hari, istilah ini lebih dikenal dan dipahami sebagai bentuk ibadah penyembelihan hewan pada hari raya Idul Adha.
2. Penjelasan Qurban dalam Buku Panduan Muslim Kaffah
Dalam buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari dari Kandungan hingga Kematian yang ditulis oleh Dr. Muh. Hambali, M.Ag., qurban dijelaskan menggunakan istilah udhiyah atau dhahiyah, yang berarti hewan sembelihan.
Pengertian ini menekankan bahwa qurban adalah tindakan menyembelih hewan tertentu (seperti kambing, sapi, atau unta) pada 10–13 Dzulhijjah sebagai bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Penjelasan ini diperkuat oleh dalil dari Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 2, yang berbunyi:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.”
Selain Al-Qur’an, dasar hukum dan makna qurban juga dijelaskan dalam hadits, salah satunya adalah dialog antara Zaid bin Arqam dan Rasulullah SAW. Ketika Zaid bertanya tentang qurban, Rasulullah menjawab:
“Qurban adalah sunnah dari bapak kalian, Nabi Ibrahim.”
Para sahabat lalu bertanya tentang keutamaannya. Rasulullah menjawab:
“Setiap satu helai rambut dari hewan qurban itu adalah satu kebaikan.”
Mereka bertanya lagi: “Bagaimana dengan bulu-bulunya?”
Rasul menjawab: “Setiap helai bulunya juga satu kebaikan.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Baca Juga:
Pertanyaan yang Sering Diajukan terkait Qurban
Jika kamu berencana untuk melaksanakan ibadah qurban, penting untuk memahami berbagai aspek dasar agar ibadahmu sah dan tepat sasaran. Berikut adalah daftar 11 pertanyaan umum yang sering diajukan seputar qurban, lengkap dengan ringkasan jawabannya.
1. Apa syarat utama untuk berkurban?
Kamu harus beragama Islam, sudah baligh, berakal sehat, dan memiliki kemampuan finansial tanpa mengganggu kebutuhan pokok diri maupun keluarga.
2. Kapan waktu pelaksanaan qurban?
Penyembelihan dilakukan mulai setelah shalat Idul Adha pada 10 Dzulhijjah hingga matahari terbenam tanggal 13 Dzulhijjah. Menyembelih sebelum waktu tersebut tidak dianggap sah sebagai qurban.
3. Hewan apa saja yang sah untuk qurban?
Hewan qurban yang diperbolehkan adalah unta, sapi (termasuk kerbau), kambing, dan domba. Hewan tersebut harus sehat, cukup umur, dan tidak mengalami cacat berat seperti pincang, buta sebelah, atau sangat kurus.
4. Bolehkah qurban dilakukan secara online?
Boleh. Kamu bisa menyalurkan qurban melalui lembaga terpercaya secara online dengan sistem wakalah, yakni mewakilkan proses pembelian, penyembelihan, dan distribusi kepada pihak lembaga.
5. Haruskah menyaksikan penyembelihan hewan qurban?
Disunnahkan untuk menyaksikan atau menyembelih sendiri. Namun jika diwakilkan kepada lembaga atau panitia, qurban tetap sah meskipun kamu tidak hadir saat proses penyembelihan.
6. Bolehkah menggabungkan qurban dan aqiqah?
Ada perbedaan pendapat. Sebagian ulama membolehkan jika niatnya jelas dan dilakukan pada waktu yang bersamaan, meski idealnya dilakukan terpisah.
7. Apakah daging qurban boleh diberikan dalam bentuk sudah dimasak?
Boleh saja, selama diberikan kepada penerima yang berhak seperti fakir miskin. Baik dalam bentuk mentah maupun sudah dimasak, keduanya sah.
8. Bagaimana cara membagi daging qurban?
Umumnya, daging dibagi menjadi tiga bagian: untuk kamu dan keluarga, untuk kerabat atau tetangga, dan untuk fakir miskin. Namun, tidak ada pembagian yang wajib—yang penting adil dan tepat sasaran.
9. Apakah qurban wajib atau sunnah?
Mayoritas ulama menyatakan bahwa qurban adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan). Namun dalam mazhab Hanafi, qurban wajib bagi orang yang mampu.
10. Bolehkah berqurban dengan hewan betina?
Boleh. Tidak ada larangan menggunakan hewan betina, meskipun hewan jantan lebih dianjurkan karena biasanya lebih gemuk dan sehat.
11. Bisakah qurban diganti dengan uang?
Tidak bisa. Qurban harus berupa penyembelihan hewan ternak. Menggantinya dengan uang secara langsung tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan ibadah qurban.
Penutup
Memahami qurban menurut istilah akan membantumu lebih dalam mengenal makna sejati dari ibadah yang dilakukan setiap Idul Adha.
Tidak hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga sebagai simbol ketundukan dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Dengan memahami landasan istilahnya, kamu bisa lebih menghargai nilai spiritual dan sosial dari qurban itu sendiri.
Jika kamu merasa artikel ini bermanfaat, yuk bagikan kepada teman-temanmu agar makin banyak yang paham makna qurban menurut istilah. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di bawah untuk berdiskusi atau berbagi pandangan!
Referensi
- https://jabar.nu.or.id/syariah/makna-ibadah-kurban-hukum-keutamaan-dan-waktu-pelaksanaan-falZ3
- Isnan, Lc., M.Ag. – Fiqih Qurban dan Aqiqah menurut 4 Madzhab
- Dr. Muh. Hambali, M.Ag. – Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian
- Al-Qur’an – Surah Al-Kautsar ayat 2