4 Teori Alasan Naruto Mati dalam Cerita Boruto

ruminesia – Bagi banyak penggemar, kemunculan Boruto membawa pertanyaan besar tentang nasib Naruto. Sosok Hokage Ketujuh ini sudah lama menjadi pusat cerita, sehingga wajar jika isu tentang kematiannya menimbulkan rasa penasaran. Alasan Naruto Mati pun kerap dibicarakan karena menyangkut arah masa depan dunia shinobi.

Dalam manga, ada petunjuk yang membuatmu bertanya apakah Naruto masih akan terus hadir atau harus disingkirkan. Beberapa faktor cerita memang sengaja disiapkan untuk menjelaskan perubahan besar ini. Mari kita bahas bersama alasan di balik kemungkinan tersebut dan apa dampaknya bagi generasi baru.

Alasan Naruto Mati di Manga Boruto

Alasan Naruto Mati di Manga Boruto

Ketika membaca manga Boruto: Two Blue Vortex, banyak penggemar bertanya-tanya tentang nasib Naruto Uzumaki. Hingga chapter terbaru (sekitar 15–20 pada 2025), Naruto memang belum benar-benar mati, tetapi ada banyak petunjuk dan spekulasi yang memicu rumor. Penjelasan berikut akan membantu kamu memahami alasan kenapa isu “kematian Naruto” sering dibicarakan.

1. Penggunaan Baryon Mode (Chapter 51–55)

Baryon Mode menjadi titik awal munculnya spekulasi besar tentang kematian Naruto. Dalam pertarungan melawan Isshiki, Naruto mengaktifkan teknik ini yang memanfaatkan chakra Kurama secara ekstrem. Mode ini digambarkan seperti api yang membakar energi hidup secara langsung, membuat umur Naruto berkurang drastis. Kurama sendiri sudah mengingatkan, “Apakah kau siap mati?” sebelum teknik ini dipakai.

Efek dari Baryon Mode sangat berbahaya. Kurama akhirnya benar-benar hilang dari tubuh Naruto, meninggalkan sang Hokage tanpa kekuatan utama yang selama ini menjadi andalannya. Hilangnya Kurama bukan hanya membuat Naruto lemah, tetapi juga menimbulkan kerentanan terhadap ancaman baru seperti Code. Dari sinilah banyak fans menganggap momen ini sebagai “kematian simbolis” Naruto.

Teori Tambahan Baryon Mode

Ada beberapa teori tambahan terkait Baryon Mode:

  • Kesadaran Naruto bisa hilang karena dirinya dan Kurama menyatu secara penuh. Ini membuatnya kehilangan kontrol diri.
  • Chakra Kurama habis total, dan jika bijuu hilang, jincuuriki biasanya ikut mati. Kasus Gaara dan Naruto sebelumnya jadi referensi.
  • Kurama mungkin hibernasi, seperti yang pernah terjadi setelah Perang Dunia Ninja Keempat. Hal ini bisa membuat Naruto lumpuh atau tidak sadar lama.
  • Teknik sekali pakai, mirip seperti Hachimon Tonkou milik Guy. Kekuatan besar selalu dibayar dengan risiko kematian.

Dari sisi cerita, Baryon Mode juga berfungsi sebagai cara untuk menyingkirkan Naruto dari garis depan, agar generasi baru seperti Boruto dan Kawaki bisa mengambil alih panggung utama.

2. Flashforward dan Petunjuk Masa Depan

Sejak chapter pertama, manga Boruto sudah memberi “teaser” berupa adegan flashforward. Dalam adegan itu, Konoha hancur dan Kawaki berkata kepada Boruto: “Hokage sudah tidak ada lagi.” Kalimat ini menimbulkan interpretasi bahwa Naruto telah mati. Petunjuk ini semakin kuat karena muncul juga dalam episode anime awal.

Alasan naratif di balik kemungkinan ini cukup jelas. Jika Naruto benar-benar mati, hal itu akan menjadi pemicu konflik besar antara Boruto dan Kawaki. Kehilangan ayah sekaligus Hokage bisa menjadi motivasi Boruto untuk berkembang lebih cepat. Masashi Kishimoto sendiri pernah menyebut, ia tidak keberatan jika Naruto mati selama momen itu dibuat dramatis, bukan konyol.

Flashforward ini bukan sekadar gimmick. Ia menjadi alat cerita yang menyiapkan pembaca untuk menghadapi kenyataan pahit: tokoh lama mungkin tidak selamanya ada. Dengan begitu, transisi ke generasi baru terasa lebih masuk akal.

3. Fokus pada Generasi Baru

Boruto sejak awal dimaksudkan sebagai kisah generasi penerus. Kehadiran Naruto dan Sasuke yang terlalu kuat kadang menutupi perkembangan karakter baru seperti Boruto, Sarada, dan Mitsuki. Jika Naruto terus hadir sebagai Hokage superkuat, cerita akan kehilangan ketegangan. Semua masalah akan terasa bisa selesai dengan satu jurus Rasengan skala besar.

Dengan “menghilangkan” Naruto, entah lewat kematian atau ketidakberdayaan, cerita bisa lebih fokus pada perjalanan Boruto. Kehilangan ayahnya akan memaksa Boruto tumbuh menghadapi trauma, seperti Naruto yang dulu kehilangan orang tuanya. Trauma ini sering menjadi bahan bakar untuk pertumbuhan karakter yang lebih dalam dan emosional.

Selain itu, keputusan ini juga memberi ruang bagi karakter lain. Sarada bisa berkembang sebagai calon Hokage, Mitsuki bisa mengeksplorasi identitasnya, sementara Kawaki menjadi lawan sekaligus saudara bagi Boruto. Dengan begitu, kisah generasi baru lebih seimbang.

4. Pengaruh Villain dan Ancaman Baru

Setelah kehilangan Kurama, kekuatan Naruto turun drastis. Ia bukan lagi shinobi yang tak tertandingi. Hal ini membuatnya lebih mudah diserang oleh villain baru. Code, sebagai penerus Isshiki, punya niat untuk membalas dendam dan menghancurkan Konoha. Eida, dengan kemampuannya yang misterius, juga menambah lapisan ancaman yang sulit ditebak.

Ada teori lain yang lebih mengejutkan, yaitu kemungkinan Kawaki menjadi penyebab kematian Naruto. Konflik ideologi mereka bisa berujung tragis, seperti yang ditunjukkan dalam flashforward. Jika benar, hal ini akan menciptakan drama emosional yang sangat kuat, karena Naruto melihat Kawaki seperti anak sendiri.

Dari perspektif naratif, kondisi ini membuat dunia ninja kembali terasa berbahaya. Tidak ada lagi perlindungan “mutlak” dari Hokage terkuat. Boruto dan generasi baru dipaksa menghadapi kenyataan bahwa dunia tidak selalu aman. Dengan begitu, tema ketahanan generasi yang ingin dieksplorasi Kishimoto semakin kuat terasa.

Alasan Naruto Harus Mati (Perlu Dimatikan)

Dalam cerita Boruto, banyak penggemar menilai Naruto perlu “dimatikan” demi perkembangan cerita dan generasi baru. Berikut alasannya.

1. Alasan Boruto untuk Menjadi Lebih Kuat

Boruto butuh motivasi besar agar berkembang. Dalam banyak kisah shounen, kehilangan orang terdekat menjadi pemicu utama. Jika Naruto tiada, Boruto akan terdorong berlatih lebih keras dan tumbuh lebih kuat. Contoh serupa ada pada One Piece, ketika kematian Ace membuat Luffy berlatih dua tahun penuh. Bagi Boruto, kehilangan ayah bisa menjadi titik balik besar dalam perjalanan hidupnya.

2. Alur Manga Boruto Tidak Berkembang

Keberadaan Naruto sering membuat fokus cerita terpecah. Saat ada musuh kuat, Naruto atau Sasuke biasanya ikut turun tangan sehingga peran Boruto kurang terasa. Akibatnya, perkembangan cerita melambat karena generasi lama masih mendominasi. Dengan menyingkirkan Naruto, cerita bisa lebih fokus pada Boruto, Sarada, dan Mitsuki. Hal ini memberi ruang bagi generasi baru untuk benar-benar berdiri sendiri menghadapi ancaman besar.

Pada akhirnya, “kematian” Naruto bukan sekadar kehilangan, tetapi juga cara agar cerita Boruto berkembang lebih matang dan mandiri.

Naruto Mati di Manga Boruto Sudah Direncanakan

Alasan Naruto Mati di manga Boruto sebenarnya sudah disiapkan sejak awal cerita. Pada chapter pertama, kamu bisa melihat adegan Boruto dan Kawaki bertarung di atas patung Hokage Ketujuh yang sudah hancur. Dalam percakapan mereka, Kawaki mengatakan akan mengirim Boruto ke tempat Hokage ke-7, sebuah petunjuk kuat bahwa Naruto sudah tidak ada lagi.

Hal ini makin menarik ketika Masashi Kishimoto, sang kreator Naruto dan Boruto, pernah menyinggung topik ini dalam wawancara. Seperti yang dikutip dari animesouls.com (via 2ch), Masashi berbicara sedikit tentang plot Boruto.

“Saya rasa tidak masalah jika (Boruto) tidak benar-benar terikat pada Naruto. Sekarang periodenya berbeda dan karena beberapa elemen asli tercampur dengan seluruh setting. Saya rasa hal itu dilakukan dengan kebebasan. Karena ini adalah Naruto, saya pikir tidak apa-apa jika karakter yang selalu berada disekitar kita mati di ‘Boruto’.”

Masashi Kishimoto (Author Naruto & Boruto)

Pernyataan Kishimoto ini sering ditafsirkan sebagai sinyal bahwa Naruto suatu saat bisa ditiadakan. Meski begitu, ia juga menekankan satu hal penting: jika memang Naruto harus mati, kematiannya tidak akan dibuat secara konyol, melainkan dalam situasi yang bermakna dan mengesankan.

Dengan kata lain, keputusan ini lebih diarahkan pada kebutuhan alur cerita agar generasi baru seperti Boruto mendapat ruang untuk berkembang.

Hokage Setelah Naruto Mati di Manga Boruto

Ketika membicarakan Alasan Naruto Mati dalam cerita Boruto, banyak penggemar juga penasaran siapa yang pantas menggantikannya sebagai Hokage. Sosok ini bukan sekadar simbol, tetapi juga pemimpin desa yang harus kuat dan bijak. Berikut beberapa kandidat yang sering disebut dalam cerita.

1. Uchiha Sasuke

Sasuke adalah salah satu shinobi terkuat yang masih ada di Konoha. Meskipun kehilangan satu tangan setelah pertarungan terakhirnya dengan Naruto, kekuatannya tetap menakutkan. Ia masih memiliki Sharingan dan Rinnegan, dua dojutsu yang membuatnya unggul di medan tempur. Kehilangan tangan memang membuatnya tidak seimbang, tetapi pengalamannya sebagai petarung menjadikannya ancaman besar bagi musuh.

Selain itu, Sasuke punya sisi strategis yang matang. Ia sering bergerak dari bayangan sebagai pelindung desa, bukan pejabat resmi. Jika ia menjadi Hokage, gaya kepemimpinannya mungkin berbeda. Sasuke lebih cocok sebagai pelindung yang keras dan langsung bertindak. Kekurangannya, ia tidak terlalu dekat dengan rakyat, sehingga karisma politiknya mungkin kurang. Namun, dari segi kekuatan, ia tetap menjadi kandidat kuat.

2. Shikamaru Nara

Shikamaru mungkin tidak sekuat Naruto atau Sasuke, tetapi kecerdasannya membuatnya sangat berharga. Sejak lama, ia dikenal sebagai ahli strategi dengan IQ jauh di atas rata-rata shinobi. Bahkan di era Boruto, ia tetap menjadi penasihat utama Hokage Ketujuh. Kehadirannya memastikan setiap keputusan Naruto diambil dengan perhitungan matang.

Kelemahan Shikamaru terletak pada kekuatan fisik dan jurusnya yang terbatas. Namun, dengan taktik tepat, ia bisa menundukkan lawan yang lebih kuat. Contoh terbaiknya adalah saat ia bisa menjebak musuh berbahaya hanya dengan strategi sederhana. Jika ia menjadi Hokage, gaya kepemimpinannya akan menekankan strategi dan kerja tim dibandingkan kekuatan pribadi.

3. Hatake Kakashi

Kakashi pernah menjabat sebagai Hokage sebelum Naruto. Walaupun kini tidak lagi memiliki Sharingan, ia tetap dihormati sebagai ninja berpengalaman. Kehilangan Sharingan memang mengurangi kemampuannya menggunakan jurus ikonik seperti Chidori, Kamui, atau teknik meniru lawan. Namun, hal itu tidak menghapus reputasinya sebagai shinobi jenius.

Sebagai pemimpin, Kakashi dikenal bijaksana dan tenang. Ia mampu membuat keputusan sulit dengan hati-hati, dan gaya kepemimpinannya sudah teruji. Dengan pengalaman panjangnya, ia bisa kembali menjadi Hokage sementara jika desa membutuhkan figur stabil. Selain itu, Kakashi dihormati oleh generasi lama maupun baru, sehingga ia mudah diterima masyarakat.

Baca Manga Boruto Online Dimana?

Kalau kamu ingin membaca manga Boruto secara online, ada cara resmi yang mudah diakses. Salah satu pilihan terbaik adalah aplikasi MangaPlus yang tersedia di App Store dan Play Store. Aplikasi ini memungkinkan kamu membaca secara gratis dengan kualitas terjemahan resmi.

Dengan membaca di platform resmi, kamu ikut mendukung kreator dan penerbit agar cerita seperti Boruto bisa terus berlanjut. Selain itu, pengalaman membacanya juga lebih nyaman karena tampilannya rapi dan bebas dari iklan yang mengganggu. Jadi, jika kamu penasaran dengan alur terbaru, termasuk petunjuk tentang Alasan Naruto Mati, coba unduh MangaPlus dan nikmati bacaan langsung dari sumber terpercaya.

Baca Juga:

Pertanyaan terkait Topik Manga Boruto

Manga Boruto menyimpan banyak pertanyaan besar yang membuat penggemar penasaran. Ada juga berbagai hal penting yang perlu kamu tahu agar bisa mengikuti alurnya dengan lebih jelas.

1. Apakah manga “Boruto” sudah tamat?

Manga Boruto belum tamat. Setelah Boruto: Naruto Next Generations selesai di chapter 80, cerita berlanjut dengan judul baru Boruto: Two Blue Vortex. Judul ini menandai dimulainya alur cerita timeskip, yaitu lompatan waktu tiga tahun setelah bagian pertama. Transisi ini memberi nuansa segar pada perkembangan karakter, termasuk Boruto sendiri.

2. Apa perbedaan utama antara manga dan anime “Boruto”?

Perbedaan utama terletak pada alur ceritanya. Manga lebih ringkas dan fokus pada inti cerita, sedangkan anime memiliki banyak episode filler. Episode tambahan di anime berfungsi memperluas dunia Boruto, memperkenalkan karakter baru, dan menambahkan latar belakang cerita. Dengan begitu, pengalaman menonton anime bisa lebih mendetail, walau tidak semua bagian ada di manga.

3. Mengapa Boruto dicap sebagai pengkhianat?

Boruto disebut pengkhianat karena efek Shinjutsu Omnipotence milik Eida. Kekuatan ini memanipulasi ingatan semua orang, membuat mereka yakin bahwa Kawaki adalah anak kandung Naruto. Sebaliknya, Boruto dianggap orang asing yang membunuh Naruto. Akibat manipulasi ini, Boruto menjadi buronan yang dikejar oleh desa-desa ninja, termasuk Konoha.

4. Kapan waktu timeskip terjadi di manga “Boruto”?

Timeskip dimulai setelah chapter 80 dari Boruto: Naruto Next Generations. Cerita kemudian dilanjutkan dengan Boruto: Two Blue Vortex. Dalam alur ini, Boruto pergi berlatih bersama Sasuke selama tiga tahun. Lompatan waktu ini membuat karakter utama terlihat lebih matang, baik dari segi penampilan maupun kemampuan.

5. Apa yang terjadi pada Naruto dan Hinata di manga “Boruto”?

Naruto dan Hinata terjebak di dimensi lain akibat tindakan Kawaki yang menggunakan kekuatan Karma. Keduanya dibuat tidak sadar dan disimpan di dimensi tersebut demi alasan “keselamatan.” Karena efek Omnipotence Eida, sebagian besar orang di Konoha tidak tahu keberadaan mereka. Banyak yang percaya Naruto sudah meninggal, padahal ia masih hidup dalam keadaan terkurung.

6. Siapa sosok yang melatih Boruto setelah timeskip?

Sasuke Uchiha adalah sosok yang melatih Boruto setelah timeskip. Sasuke membantu Boruto melarikan diri setelah ingatan semua orang dimanipulasi oleh Eida. Selama tiga tahun, Boruto berlatih bersama Sasuke untuk memperkuat kemampuan dan menghadapi ancaman baru. Hubungan keduanya semakin erat, seperti guru dan murid sejati.

7. Apa jurus baru Boruto setelah timeskip?

Boruto menguasai jurus baru bernama Rasengan Uzuhiko. Berbeda dengan Rasengan biasa, teknik ini menciptakan pusaran seperti tornado yang menyelimuti target. Serangan ini sulit dihilangkan dan bisa terus menguras chakra lawan. Rasengan Uzuhiko menjadi bukti perkembangan kekuatan Boruto setelah tiga tahun berlatih.

8. Apa yang terjadi pada mata kanan Boruto?

Mata kanan Boruto adalah Jougan, sebuah dojutsu misterius dengan kemampuan unik. Jougan pertama kali muncul dalam kilas balik awal cerita dan hanya aktif di momen tertentu. Meski asal-usulnya belum jelas, Jougan memungkinkan Boruto melihat dimensi lain atau membaca pergerakan musuh. Kekuatan ini diprediksi akan menjadi kunci penting di masa depan.

9. Siapa musuh utama Boruto setelah timeskip?

Musuh utama Boruto setelah timeskip adalah Code. Ia merupakan anggota Kara yang menyimpan dendam pada Boruto dan Konoha. Code bertekad membunuh Boruto dan melanjutkan misi Otsutsuki. Kehadirannya menjadi ancaman besar yang mendorong Boruto terus berkembang.

10. Apa itu “Omnipotence” dan siapa yang memilikinya?

Omnipotence adalah Shinjutsu atau kekuatan dewa Otsutsuki yang dimiliki Eida. Kemampuan ini memungkinkan manipulasi ingatan dan realitas semua makhluk hidup. Omnipotence aktif karena permintaan Kawaki, yang ingin menukar perannya dengan Boruto. Efeknya sangat besar karena mengubah persepsi seluruh dunia ninja terhadap Boruto.

Penutup

Melalui pembahasan ini, kamu bisa melihat bahwa Alasan Naruto Mati lebih dari sekadar rumor, melainkan bagian penting dari arah cerita. Intinya, kematian atau hilangnya Naruto memberi ruang bagi generasi baru untuk berkembang dan menjaga kesinambungan kisah.

Semoga rangkuman ini membantumu memahami konteks besar di balik setiap petunjuk dalam manga Boruto. Jika kamu punya pandangan berbeda, tinggalkan komentar atau bagikan artikel ini agar diskusinya makin hidup.

Athif Amirudin Muhtadi
Athif Amirudin Muhtadi

Personal Blogger di ruminesia.id - Memiliki background pendidikan Ekonomi Syariah. Dengan pengalaman kerja sebagai Freelance Content Writer, Wordpress Developer dan SEO Specialist.

Articles: 492

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *