Persiapan Sebelum Kirim CV via DM LinkedIn: Panduan Lengkap

ruminesia – Mengirim CV langsung melalui DM LinkedIn bisa menjadi langkah efektif untuk membuka peluang karier baru. Namun, tanpa persiapan yang tepat, pesanmu bisa saja terabaikan.

Untuk itu, penting memahami persiapan sebelum kirim CV via DM LinkedIn agar kamu tampil lebih profesional dan menarik perhatian perekrut.

Mulai dari mengoptimalkan profil, menyusun pesan yang efektif, hingga memilih waktu pengiriman yang tepat — semua akan dibahas lengkap di artikel ini.

Persiapan Sebelum Kirim CV via DM LinkedIn

Persiapan Sebelum Kirim CV via DM LinkedIn

Sebelum mengirim CV via DM LinkedIn, berikut langkah langkah yang bisa kamu ikuti untuk persiapan sebelum kirim CV via DM Linkedin yang bisa kamu lakukan:

1. Optimalkan Profil LinkedIn

Profil LinkedIn adalah kesan pertama yang akan dilihat oleh perekrut atau HRD, jadi pastikan profilmu menonjol dan profesional. Berikut langkah-langkah untuk mengoptimalkannya:

  • Foto Profil Profesional: Gunakan foto yang jelas, dengan pakaian formal atau semi-formal, dan latar belakang sederhana. Hindari selfie, foto liburan, atau gambar yang terlalu kasual. Foto yang baik meningkatkan kepercayaan dan membuat profilmu lebih menarik.
  • Headline yang Jelas: Headline (di bawah nama) harus mencerminkan keahlian atau tujuan kariermu. Contoh: “Fresh Graduate in Marketing | Skilled in Digital Marketing & Content Creation” atau “Data Analyst | Experienced in Python & SQL”. Hindari headline generik seperti “Job Seeker” atau hanya nama universitas.
  • Bagian About yang Informatif: Tulis ringkasan diri (150-300 kata) yang menjelaskan siapa kamu, keahlian utama, pengalaman atau proyek relevan, dan apa yang kamu tawarkan. Gunakan bahasa yang menarik tapi tidak berlebihan. Contoh:
  Saya lulusan Teknik Informatika dengan pengalaman magang di bidang pengembangan web dan analisis data. Saya mahir menggunakan JavaScript, Python, dan SQL untuk membangun solusi berbasis data. Saya bersemangat untuk berkontribusi di perusahaan teknologi inovatif yang mendukung transformasi digital.
  • Lengkapi Pengalaman dan Keterampilan: Cantumkan pengalaman kerja, magang, proyek akademik, atau kegiatan volunteer yang relevan. Tambahkan keterampilan (skills) seperti software, bahasa, atau kemampuan spesifik (misalnya, “Project Management” atau “UI/UX Design”). Minta rekomendasi atau endorsement dari kolega atau dosen untuk meningkatkan kredibilitas.
  • Sertifikasi dan Pendidikan: Tambahkan sertifikasi (misalnya, dari Coursera, Google, atau LinkedIn Learning) yang relevan dengan industri yang dituju. Pastikan bagian pendidikan mencantumkan jurusan, universitas, dan tahun kelulusan.
  • Aktifkan Fitur “Open to Work”: Jika kamu sedang mencari pekerjaan, aktifkan fitur ini di profilmu agar perekrut tahu kamu tersedia. Kamu bisa menyesuaikan preferensi posisi dan lokasi.
  • Kebersihan Profil: Pastikan tidak ada typo, tautan rusak, atau konten yang tidak relevan (misalnya, postingan pribadi yang tidak profesional). Profil yang rapi mencerminkan perhatianmu terhadap detail.

2. Riset Perekrut atau HRD

Melakukan riset sebelum menghubungi seseorang di LinkedIn adalah kunci untuk membuat pesan yang relevan dan meningkatkan peluang respons. Berikut langkah-langkahnya:

  • Gunakan Fitur Pencarian LinkedIn: Ketikkan kata kunci seperti “Recruiter [Industri]” atau “HR [Nama Perusahaan]” di kolom pencarian. Gunakan filter seperti lokasi atau industri untuk mempersempit hasil. Misalnya, jika kamu menargetkan posisi di perusahaan teknologi, cari “Tech Recruiter at [Nama Perusahaan].”
  • Pilih Kontak yang Tepat: Prioritaskan orang yang memiliki peran terkait perekrutan, seperti Talent Acquisition Specialist, HR Manager, atau Hiring Manager untuk posisi spesifik. Jika tidak yakin, periksa deskripsi profil mereka untuk memastikan relevansi.
  • Pelajari Aktivitas dan Postingan: Baca postingan terbaru atau artikel yang dibagikan oleh perekrut untuk memahami budaya perusahaan, nilai-nilai, atau kebutuhan saat ini. Misalnya, jika mereka baru memposting tentang lowongan untuk Data Analyst, kamu bisa menyebutkan postingan itu di pesanmu untuk menunjukkan ketertarikan.
  • Cek Koneksi Bersama: Jika kamu memiliki koneksi bersama dengan perekrut, pertimbangkan untuk meminta perkenalan (introduction) melalui koneksi tersebut. Ini meningkatkan kepercayaan dan peluang respons.
  • Riset Perusahaan: Kunjungi situs web resmi perusahaan, halaman LinkedIn mereka, atau cek berita terbaru untuk memahami misi, visi, dan proyek terbaru mereka. Ini membantu kamu menyesuaikan pesan dan CV dengan kebutuhan perusahaan.

3. Etika Mengirim Pesan Pertama

Pesan pertama adalah kesempatan untuk membuat kesan positif. Berikut panduan untuk memastikan pesanmu sopan dan efektif:

  • Perkenalan Singkat: Mulai dengan menyapa nama penerima (contoh: “Halo Bapak/Ibu [Nama]” atau “Halo [Nama]”). Hindari sapaan generik seperti “To Whom It May Concern.” Jika tidak tahu nama, riset terlebih dahulu.
  • Jelaskan Tujuan: Nyatakan alasan menghubungi secara singkat. Misalnya, kamu tertarik pada lowongan tertentu, ingin mengeksplorasi peluang, atau mengagumi proyek perusahaan. Contoh:
  Saya melihat postingan Anda tentang lowongan [Posisi] di [Nama Perusahaan] dan sangat antusias dengan visi perusahaan dalam [sebutkan nilai/proyek spesifik].
  • Hindari Langsung Melampirkan CV: Kecuali diminta, jangan langsung mengirim CV di pesan pertama. Tanyakan dulu apakah mereka bersedia menerima CV atau apakah ada proses aplikasi resmi. Ini menunjukkan respek terhadap waktu mereka. Contoh:
  Apakah saya boleh mengirimkan CV untuk dipertimbangkan, atau adakah proses aplikasi yang bisa saya ikuti?
  • Gunakan Bahasa Sopan dan Profesional: Hindari bahasa yang terlalu santai (misalnya, “Hai bro”) atau terlalu formal (seperti surat lamaran kaku). Gunakan nada ramah tapi profesional. Periksa tata bahasa dan ejaan sebelum mengirim.
  • Personalisasi Pesan: Sebutkan sesuatu yang spesifik tentang penerima atau perusahaan untuk menunjukkan bahwa kamu sudah melakukan riset. Misalnya:
  Saya terkesan dengan inisiatif [Nama Perusahaan] dalam [proyek spesifik], dan saya ingin berkontribusi dengan keahlian saya di [bidang].

4. Waktu yang Tepat untuk Mengirim Pesan

Timing sangat memengaruhi peluang pesanmu dilihat dan direspons. Berikut panduan untuk memilih waktu terbaik:

  • Kirim pada Jam Kerja: Kirim pesan pada hari kerja (Senin-Jumat) antara pukul 09.00–16.00 sesuai zona waktu penerima. Hindari akhir pekan atau hari libur nasional karena perekrut mungkin tidak aktif.
  • Pertimbangkan Zona Waktu: Jika perekrut berada di negara atau kota berbeda, sesuaikan waktu pengiriman. Misalnya, jika kamu di Jakarta dan perekrut di London (selisih 6 jam), kirim pesan pagi waktu Jakarta agar sampai pada jam kerja di London.
  • Pantau Aktivitas Penerima: Jika penerima baru saja memposting di LinkedIn, ini bisa jadi waktu yang baik untuk mengirim pesan karena mereka sedang aktif. Gunakan fitur “Active Status” (titik hijau) di LinkedIn sebagai petunjuk.
  • Hindari Jam Sibuk: Hindari mengirim pesan tepat di awal atau akhir hari kerja (misalnya, pukul 08.00 atau 17.00) karena perekrut mungkin sedang sibuk dengan rapat atau tugas lain.

5. Menyusun Pesan yang Efektif

Pesan yang terstruktur dan relevan akan lebih menarik perhatian. Berikut cara menyusunnya:

  • Struktur Pesan:
    • Salam: Sapa dengan nama penerima (contoh: “Halo [Nama]”).
    • Perkenalan: Jelaskan siapa kamu dalam 1-2 kalimat. Contoh:
    • Saya [Nama], lulusan [Jurusan] dari [Universitas] dengan pengalaman di [bidang].
    • Tujuan: Sebutkan alasan menghubungi dan hubungkan dengan perusahaan atau posisi. Contoh:
    • Saya tertarik dengan lowongan [Posisi] di [Nama Perusahaan] karena saya memiliki keahlian di [bidang] yang relevan.
    • Penutup: Ucapkan terima kasih dan tawarkan untuk mengirim CV atau informasi tambahan. Contoh:
    • Saya akan senang untuk berbagi CV atau mendiskusikan lebih lanjut. Terima kasih atas waktunya!
  • Personalisasi: Sesuaikan pesan dengan latar belakang perekrut atau perusahaan. Misalnya, jika perekrut sering memposting tentang inovasi teknologi, sebutkan minatmu pada topik itu.
  • Singkat dan Jelas: Jaga pesan di bawah 150 kata. Perekrut sibuk dan cenderung mengabaikan pesan yang terlalu panjang.
  • Call to Action: Akhiri dengan ajakan ringan, seperti meminta izin untuk mengirim CV atau menanyakan proses aplikasi.
  • Contoh Pesan:
    Halo [Nama],  
    Saya [Nama], lulusan Teknik Informatika dengan pengalaman magang sebagai Data Analyst di [Perusahaan]. Saya sangat antusias dengan misi [Nama Perusahaan] dalam [sebutkan proyek/nilai perusahaan], dan saya yakin keahlian saya di Python dan SQL dapat mendukung tim Anda. Apakah saya boleh mengirimkan CV untuk dipertimbangkan, atau adakah proses aplikasi yang bisa saya ikuti? Terima kasih atas waktunya!  
    Salam,  
    [Nama]

    6. Melampirkan CV dengan Benar

    CV adalah dokumen utama yang akan dievaluasi, jadi pastikan pengirimannya profesional:

    • Gunakan Format PDF: PDF memastikan format CV tetap rapi di semua perangkat. Hindari format Word karena bisa berubah saat dibuka di perangkat lain.
    • Ukuran File: Jaga ukuran file di bawah 20MB (idealnya 1-2MB) agar mudah diunduh dan dibuka. Gunakan alat seperti Adobe Acrobat atau situs seperti SmallPDF untuk mengompresi jika perlu.
    • Nama File Profesional: Beri nama file yang jelas, seperti “[Nama]CV[Posisi].pdf” (contoh: “Budi_Setiawan_CV_DataAnalyst.pdf”). Hindari nama generik seperti “CV.pdf” atau “Dokumen1.pdf”.
    • Pastikan CV Relevan: Sesuaikan CV dengan posisi yang dilamar. Soroti pengalaman, keterampilan, atau proyek yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Jika memungkinkan, tambahkan tautan ke portofolio LinkedIn, GitHub, atau situs pribadi di CV.
    • Periksa Ulang: Pastikan tidak ada typo, informasi usang, atau kesalahan format. Minta teman atau mentor untuk mengoreksi CV sebelum dikirim.

    7. Tindak Lanjut Setelah Mengirim Pesan

    Jika tidak ada respons setelah beberapa hari, tindak lanjut sopan bisa menunjukkan ketertarikanmu tanpa terkesan memaksa. Berikut caranya:

    • Berikan Waktu 5–7 Hari: Tunggu setidaknya 5 hari kerja sebelum mengirim pesan tindak lanjut. Perekrut mungkin sibuk atau sedang mengevaluasi kandidat lain.
    • Pesan Tindak Lanjut Singkat: Ulangi ketertarikanmu dan tanyakan status dengan sopan. Contoh:
      Halo [Nama],  
      Saya ingin menindaklanjuti pesan saya sebelumnya mengenai peluang di [Nama Perusahaan]. Saya sangat antusias dengan posisi [Posisi] dan ingin tahu apakah ada langkah selanjutnya yang bisa saya ikuti. Terima kasih atas waktunya!  
      Salam,  
      [Nama]
    • Jangan Terlalu Sering Follow-Up: Jika masih tidak ada respons setelah pesan kedua, hentikan tindak lanjut dan fokus pada kontak atau perusahaan lain. Mengirim terlalu banyak pesan bisa dianggap mengganggu.
    • Pantau Aktivitas: Jika perekrut memposting lowongan baru atau aktif di LinkedIn, ini bisa jadi waktu yang baik untuk follow-up dengan menyebutkan konteks baru tersebut.

    Cara Kirim CV via DM LinkedIn

    Mengirim CV lewat DM LinkedIn bisa menjadi strategi efektif untuk membuka peluang karier, asalkan dilakukan dengan tepat agar tidak terkesan sembarangan. Berikut langkah langkah cara kirim CV via DM Linkedin:

    1. Perbarui CV dan Profil LinkedIn: Pastikan CV kamu profesional, ringkas, dan relevan dengan posisi yang dituju. Gunakan format bersih, bullet point, serta kata kunci yang sesuai. Sementara itu, lengkapi profil LinkedIn dengan foto profesional, headline kuat, dan deskripsi pengalaman kerja yang jelas.
    2. Cari Kontak yang Tepat: Hubungi orang yang berhubungan langsung dengan rekrutmen, seperti recruiter atau HR Manager. Gunakan fitur pencarian LinkedIn dan baca profil mereka untuk memastikan relevansi.
    3. Tulis Pesan Personal dan Singkat: Sapa nama mereka, kenalkan diri, ungkapkan minatmu terhadap perusahaan atau posisi, dan jelaskan secara ringkas nilai tambah yang bisa kamu bawa. Tutup dengan ajakan tindakan yang sopan.
    4. Lampirkan CV Secara Profesional: Jika sudah sesuai konteks, lampirkan CV dengan nama file yang rapi (contoh: CV_Nama_Posisi.pdf). Bila belum tepat, tawarkan untuk mengirim CV jika dibutuhkan.
    5. Periksa Pesan Sebelum Kirim: Cek kembali ejaan dan nada pesan agar tetap profesional. Jika belum ada balasan dalam 7–10 hari, kirim pesan tindak lanjut yang sopan.

    Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Mengirim CV via DM Linkedin

    Menghindari kesalahan berikut akan meningkatkan peluangmu mendapat respons positif:

    • Mengirim Pesan Generik: Pesan seperti “Saya mencari pekerjaan, ini CV saya” tanpa personalisasi akan diabaikan. Selalu sesuaikan pesan dengan penerima dan perusahaan.
    • Terlalu Sering Mengirim Pesan Tindak Lanjut: Mengirim pesan setiap hari atau terlalu agresif bisa membuatmu terlihat tidak profesional. Batasi follow-up maksimal dua kali.
    • Profil LinkedIn Tidak Lengkap atau Tidak Profesional: Jika profilmu kosong, memiliki foto tidak pantas, atau berisi postingan tidak relevan, perekrut mungkin langsung mengabaikan pesanmu.
    • CV yang Tidak Relevan: Mengirim CV yang tidak disesuaikan dengan posisi atau perusahaan menunjukkan kurangnya usaha. Selalu tailor CV untuk setiap aplikasi.
    • Kesalahan Tata Bahasa atau Typo: Baik di pesan maupun CV, kesalahan ejaan atau tata bahasa bisa merusak kesan profesional. Gunakan alat seperti Grammarly atau minta orang lain untuk memeriksa.
    • Mengabaikan Proses Resmi: Beberapa perusahaan memiliki proses aplikasi khusus (misalnya, melalui situs web). Jika perekrut menyarankan untuk melamar secara resmi, ikuti instruksinya daripada terus mengirim DM.

    Tips Tambahan Sebelum Kirim CV via DM Linkedin

    Berikut beberapa tips tambahan yang bisa kamu persiapkan sebelum kirim CV via DM Linkedin, antaralain:

    • Bangun Jaringan Sebelumnya: Tambah koneksi dengan profesional di bidangmu, ikuti grup LinkedIn terkait, dan komentari postingan relevan untuk meningkatkan visibilitas sebelum mengirim DM.
    • Gunakan InMail (Jika Ada): Jika kamu memiliki akun LinkedIn Premium, gunakan InMail untuk menghubungi orang di luar koneksimu. InMail sering mendapat perhatian lebih karena fitur ini berbayar.
    • Pantau Respons: Jika kamu mendapat respons, balas dengan cepat dan profesional. Siapkan diri untuk pertanyaan lanjutan atau wawancara.
    • Jaga Catatan: Gunakan spreadsheet untuk mencatat siapa yang kamu hubungi, kapan, dan status responsnya. Ini membantu kamu tetap terorganisir, terutama jika menghubungi banyak perekrut.

    Tingkatkan Kariermu dengan Paket Expert + Bonus Cover Letter!

    Jasa Pembuatan dan Optimasi Curriculum Vitae

    Apakah kamu siap untuk melangkah lebih jauh dalam kariermu? Kami hadir untuk membantumu dengan layanan pembuatan dan optimasi Curriculum Vitae yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhanmu.

    Keunggulan Layanan Kami

    • Konsultasi Personal: Memahami tujuan karirmu untuk CV yang ATS Friendly.
    • Fokus Prestasi: Menonjolkan prestasi dan keahlianmu.
    • CV Sesuai Posisi: Disesuaikan dengan posisi yang kamu lamar.
    • Layanan Cepat: Proses maksimal 1 x 24 jam.

    Apa yang Kamu Dapatkan?

    • CV Kreatif (Template Canva Premium) + ATS Friendly
    • Optimalisasi ATS
    • Translate Inggris (Grammar Fix)
    • Revisi 3 Poin
    • Revisi Unlimited: Jika ada kesalahan dari pihak kami.
    • Proses Lebih Cepat (Maksimal 1 hari)
    • Pengiriman file via Email
      • 2 PDF CV Kreatif
      • 2 PDF ATS
      • 2 Word ATS *bisa diedit sendiri
      • Template Cover Letter

    Hubungi Kami Sekarang!

    Untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi, hubungi tim AIO Berdaya melalui:

    Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kariermu dengan CV yang memukau!

    Baca Juga:

    Pertanyaan yang Sering Diajukan terkait Topik DM Linkedin

    Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait penggunaan DM di LinkedIn yang dapat membantu kamu dalam mengoptimalkan komunikasi di platform ini.

    1. Apa itu DM di LinkedIn?

    DM (Direct Message) di LinkedIn adalah fitur pesan pribadi yang memungkinkan kamu berkomunikasi langsung dengan pengguna LinkedIn lainnya. Fasilitas ini berguna tidak hanya untuk keperluan rekrutmen atau pencarian kerja, tetapi juga untuk membangun jaringan profesional dan menjalin hubungan yang lebih dekat di dunia bisnis.

    2. Bagaimana cara menyusun DM yang efektif?

    Untuk membuat DM yang efektif, mulailah dengan perkenalan singkat. Sebutkan siapa kamu dan latar belakang profesionalmu agar penerima tahu konteks pesan. Personalisasi pesan dengan menyebutkan pencapaian atau minat penerima yang relevan. Pastikan juga untuk menyampaikan maksudmu dengan jelas, apakah itu untuk networking, kolaborasi, atau tujuan profesional lainnya. Akhiri dengan ajakan untuk merespon atau berdiskusi, agar percakapan bisa berlanjut.

    3. Apa etika dasar dalam mengirim DM?

    Pastikan bahwa pesan yang kamu kirimkan selalu sopan dan profesional. Hindari mengirim pesan yang terlalu generik atau terkesan seperti spam. Gunakan bahasa yang sesuai dengan kultur LinkedIn, yaitu formal namun tetap hangat dan ramah, agar penerima merasa dihargai dan kamu tetap terkesan profesional.

    4. Bagaimana memilih waktu yang tepat untuk mengirim DM?

    Waktu pengiriman pesan sangat memengaruhi respons yang akan kamu terima. Biasanya, mengirim DM pada hari kerja, terutama di pagi atau siang hari, lebih efektif karena kebanyakan profesional aktif mengakses LinkedIn pada waktu tersebut. Selain itu, pastikan kamu juga memperhatikan zona waktu dan rutinitas penerima agar pesanmu tidak terlewat.

    5. Bagaimana jika pesan tidak mendapatkan respons?

    Jika setelah beberapa hari kamu belum menerima balasan, kamu bisa mengirim follow-up dengan nada yang sopan dan mengingatkan penerima tentang maksud awal pesanmu. Jangan terburu-buru atau terkesan mendesak, karena respons yang lambat bisa jadi disebabkan oleh kesibukan penerima dan bukan karena ketidakminatan.

    6. Apakah DM di LinkedIn gratis?

    Jika kamu sudah terhubung dengan seseorang sebagai koneksi di LinkedIn, kamu dapat mengirimkan DM secara gratis. Namun, jika ingin menghubungi seseorang yang bukan koneksi langsung, kamu bisa menggunakan fitur InMail yang merupakan layanan berbayar. Fitur ini memiliki batasan tertentu dalam jumlah pesan yang dapat kamu kirimkan.

    7. Bagaimana cara menjaga agar pesan tampak personal tanpa kehilangan profesionalisme?

    Untuk menjaga pesan tetap personal tanpa kehilangan profesionalisme, kamu bisa menyertakan informasi tertentu dari profil penerima yang relevan, seperti pencapaian atau minat mereka. Hindari penggunaan bahasa yang terlalu santai atau terlalu formal. Gabungkan keduanya agar pesan tetap terasa manusiawi dan meningkatkan peluang mendapatkan respons.

    Penutup

    Athif Amirudin Muhtadi
    Athif Amirudin Muhtadi

    Personal Blogger di ruminesia.id - Memiliki background pendidikan Ekonomi Syariah. Dengan pengalaman kerja sebagai Freelance Content Writer, Wordpress Developer dan SEO Specialist.

    Articles: 376

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *